Bulan Oktober 2020 lalu aku sempat ikut give away di akun instagram dr. Jiemi Ardian SpKj. Hadiahnya berupa 10 buah tiket untuk mengikuti sebuah acara virtual “Bincang bareng Baek Se Hee”, penulis asal Korea Selatan. Ia adalah seorang penyintas distimia (depresi minor menahun) yang membagikan cerita perjalanannya menuju pulih lewat tulisan di blog dan kemudian akhirnya diterbitkan sebagai buku. Bukunya berjudul ‘I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki’. Harga asli tiketnya sebesar seratus ribu rupiah. Syarat untuk ikut give away dari dokter Jiemi adalah dengan memberi alasan mengapa layak mendapatkan tiket untuk acara tersebut.
Waktu itu aku bercerita di
komentar postingan dokter Jiemi, bahwa beberapa bulan lalu saat konsultasi
online dengan psikiater, aku didiagnosis depresi dan BPD (borderline personality
disorder) atau gangguan kepribadian ambang. Disarankan untuk segera
konsultasi langsung ke psikiater terdekat karena sudah harus dibantu obat. Tapi
karena masih pandemi, rasanya agak riskan untuk konsul langsung ke rumah sakit.
Apalagi aku punya balita yang pasti akan ikut kemana-mana karena gak ada yang
bisa dititipkan di rumah. Aku berencana untuk menuliskan kisahku sebagai ibu
dengan masalah kesehatan mental di blog, tentang bagaimana aku menjalani hidup
sehari-hari, dan bagaimana aku berusaha berdamai dengan kondisi ini.
Alhamdulillah, aku mendapat kesempatan untuk mengikuti acara bincang buku itu,
gratis.
Miss Baek Se Hee bercerita
tentang awal mula ia memutuskan untuk membagikan kisah perjalanan menuju
kesembuhan mentalnya di blog. Awalnya ia penasaran dengan cerita orang-orang
yang mengalami pengobatan kesehatan mental. Ia kemudian
meminta izin pada psikiaternya untuk merekam audio setiap sesi pertemuan untuk selanjutnya ia dengarkan kembali di rumah dan ditulis dalam blognya. Ternyata lewat blogging, ia menemukan tempat
untuk saling sharing dengan orang yang memiliki pengalaman serupa. Ia merasa
terhibur dan bersemangat ketika membaca komentar yang mendukung. Meskipun
ada saja komentar negatif, tapi yang membuatnya tetap menulis adalah kenyataan bahwa
tulisannya dibutuhkan oleh banyak orang di luar sana, bahkan sampai
menyelamatkan nyawa.
Tentunya banyak yang aku harapkan dari kegiatan menulis blog ini. Dari yang sederhana sampai luar biasa. Aku berharap bisa lebih mengenal diri sendiri lewat tulisan. Aku juga ingin menambah relasi baru dengan aktivitas blogging, serta bisa meluruskan stigma negatif di kebanyakan masyarakat saat ini tentang orang dengan mental health issue. Miss Baek Se Hee jadi inspirasi untukku. Salah satu mimpiku yang rasanya saat ini masih sangat jauh untuk diraih adalah menerbitkan buku sendiri (selain antologi). Aku sadar masih banyak keterbatasan yang menghalangiku untuk mewujudkan mimpi itu. Apakah berlebihan jika aku berharap suatu saat juga bisa menerbitkan buku dari blog ini? :”) Akupun berharap kelak bisa menemukan orang-orang dengan pengalaman yang sama di sini. Yang kemudian bisa memberi dukungan untuk saling menguatkan lewat tulisan.
Bogor,15 April 2021.